JUDULNYA APA YA........(BLOM ADA JUDUL SIH).  

Dengan peluh yg membasahi wajah dan tubuhnya sperti biasa ia menyapu lantai mall yg harus slalu tampak bersih. Udh jutaan langkah kaki melewati lantai mall ini, langkah orang2 berduit or bahkan orang yg pas2an tapi ingin dibilang orang modern. Ia sangat membenci ketika menyapu ada ludah di lantai dan itu sering ia temui. Ludah orang2 borjuis atau orang2 yg berlagak borjuis dan ia hanya pasrah krn inilah konswekensinya jadi seorang yang bekerja jadi tukang sapu.
Seperti malam2 minggu sebelumnya banyak anak muda yg main ke mall dengan dandanan yang nyentrik, wanitapun lebih mengerikan dengan pakaian yang mengumbar aurat membuat mata laki2 tak mau berkedip jika melihatnya bahkan ia sering digoda cewek2 ABG karena wajahnya yang lumayan cakep. Ketika asyik menyapu ia dikejutkan seorang wanita dengan pakaian yang sexsi meludah sembarangan pas dekat ia menyapu bahkan ludahnya itu hampir mengenai celananya, karena jengkel ia mau memperingatkan pas menatap wajah wanita tsb betapa terkejutnya,"Lho u kan... Fita?"tanyanya. " Mas u Wandi kan?" tah kalah terkejut wanita tsb. Tak sadar tangan merekapun saling berjabat erat bersalaman, dan mereka berdua terngiang masa lalu . Masa lalu yg cukup indah dilalui mereka berdua ketika cinta tumbuh dihati insan yang berlainan jenis. Cinta yg harus berpisah krn jurang materi yng jauh berbeda. Wandi yg hanya seorang pemuda tukang loper koran, tiap pagi ia mendatangi rumah orang2 yg berlangganan korannya, krn profesinya ini ia sering bertemu seorang gadis SMU yg hendak berangkat sekolah tiap kali ia mau mengasihkan koran di rumahnya yg cukup mewah, tak terasa cintapun tumbuh," Mas Wandi maafkan bapak ya.."Wandipun terkejut ktika suara lembut yang udh tak asing lagi itu membangunkan lamunan masa lalunya."Gak pa2 kok itu kan hak seorang bapak yg ingin membimbing anaknya" jawab Wandi yg berusaha menjawab bijaksana walau hatinya masih sakit," Mas krn bapak kamu dilaporkan ke bos kamu klo Mas sering kurang ajar ma aq padahal itu gak benar, ini semua membuat Mas dipecat dr pekerjaan" Wandipun hanya diam."Mas kenapa dulu gak mau nerima tawaran bapak tuk mlanjutkan bangku kuliah, bapak tuh kagum dg kepintaran wawasan Mas.. itukan salah satu jalan tuk memiliki aku Mas" Wandi pun teringat masa SMUnya, memang ia remaja yg lumayan pandai dan lumayan cakep juga sehingga banyak tman wanita SMUnya yg naksir tapi ia dari keluarga pas2an , setelah lulus SMU ia bekerja jadi loper koran. Dan cita2 jadi mahasiswapun dikubur dalam2 krn tak ingin memberatkan ibunya yang tlah ditinggal mati bapaknya ketika ia duduk dikelas satu SMU sedangkan dua adiknya masih membutuhkan biaya sekolah, sbetulnya Wandi senang jadi tukang loper koran ia bisa membaca koran gratis yang akhirnya membuka cakrawala dunia ini, siangnya iapun bisa bekerja sebagai buruh cuci motor dg dua pekerjaan ini ia dikit2 bisa bantu ibunya."Mas apakah krn uang bapak hasil dari korupsi?"tanya Fita ,"Mas jujur apakah kamu masih mencintaiku " tanya Fita yg mulai gusar melihat Wandi yang hanya diam,"Dik aku masih ......" tiba2 datang empat orang yang berbadan tegap dan berambut cepak mendekap dan menyeret Wandi kejadian itu berlansung cepat dan lamat2 terdengar Wandi berteriak "Dik.. u kelihatan cantik pakai jilbab seperti waktu SMU dulu" Fitapun hanya bengong seperti pengunjung mall lainnya melihat kejadian itu.
Tiga hari kemudian jam setengah duabelas siang Fita yang baru menikmati soto dikantin kampusnya sambil menonton acara kriminal disalah satu tv swasta terkejut mlihat gambar sesosok mayat yg mirip Wandi iapun seksama menyimak acara tsb....... seorang aktivis masjid yang juga aktivis buruh bernama Wandi ditemukan mati dengan bekas2 penganiayaan dipinggir jalan tol......... Tak terasa air matanya meleleh membasahi jilbabnya, jilbab yg baru dipakai setelah pertemuannya dengan Wandi " Allahu Akbar2x..............." lamat2 adzan dhuhur dimasjid kampusnya berkumandang. Fitapun bergegas kemasjid sambil memasrahkan hati yg menangis Keharibaan Sang Pembuat Hidup ( monggo yg mau nasih judul)